Stowage Plan Pipa di Tongkang

Views: 82
2 0
Read Time:7 Minute, 30 Second

Transportasi pipa menggunakan tongkang adalah salah satu metode yang umum digunakan dalam industri maritim. Dalam proses ini, menyiapkan rencana stowage yang efektif sangat penting untuk memastikan keamanan dan efisiensi pengangkutan. Artikel ini akan membahas langkah-langkah dalam merencanakan stowage pipa pada tongkang, serta perhitungan yang diperlukan untuk memastikan semua pipa dapat dimuat dengan baik.

Adapun stowage plan adalah dokumen yang menjelaskan cara pipa akan dimuat pada kapal. Ini termasuk cara penempatan dan pengelompokan pipa agar tetap aman selama perjalanan. Untuk tujuan pembahasan ini, kita akan membatasi diskusi pada tongkang yang hanya dapat memuat di dek. Mari kita ambil contoh sebuah tongkang dengan panjang 76 m dan lebar 30 m, di mana ruang dek yang tersedia adalah 66 m x 26 m. Pipa-pipa akan disusun di atas dek ini dengan panjang pipa standar yaitu 12,2 m.

Berikut adalah langkah-langkah penyusunan Stowage Plan untuk pengangkutan Pipa menggunakan Tongkang. Proses penyusunan stowage plan dapat dilakukan dengan beberapa langkah sederhana:

  • Memuat Pipa di Bagian Depan: Pipa pertama akan dimuat di bagian depan dek. Tingkat pertama atau tier pertama akan mencakup seluruh lebar dek, yaitu 26 m. Setelah mencapai batas tinggi stacking yang diizinkan, tier berikutnya akan ditambahkan di atas tier ini.
  • Menjaga Jarak Antara Bay: Setelah tier pertama selesai, kita perlu mengatur jarak minimum 400 mm antara bay pertama dan bay kedua. Proses pemuatan ini akan terus berlanjut sampai ke bagian belakang dek.

Menghitung Jumlah Bay: Untuk menghitung jumlah maksimum bay yang dapat dimuat pada dek, kita perlu melakukan beberapa perhitungan awal. Misalnya, jika panjang dek yang tersedia adalah Ld=66 m, panjang pipa lp=12,2 m, dan jarak minimum antar bay smin=0,4 m, kita dapat menggunakan rumus berikut:

    \[ nB = \dfrac{L_d + s_{min}}{l_p + s_{min}} \]

Dari perhitungan ini, kita mendapatkan bahwa jumlah maksimum bay yang bisa dimuat adalah 5. Berikut perhitungan jumlah Bay dan jarak antar Bay. Untuk menghitung jumlah bay maksimal (nB) yang dibutuhkan, kita dapat menggunakan rumus berikut:

Rumus 1: Jarak antar-bay (s)

s = \frac{(Ld - nB \times lp)}{(nB - 1)}

Rumus 2: Jumlah bay maksimal (nB)

nB \leq \frac{(Ld + smin)}{(lp + smin)}

Di mana:
Ld = Panjang dek tersedia = 66 m
lp = Panjang pipa = 12.2 m
smin = Jarak minimal antar-bay = 0.4 m

Contoh Perhitungan

Kita akan menghitung jumlah bay dan jarak antar-bay berdasarkan rumus yang telah disebutkan. Melalui perhitungan, kita mendapatkan:

1. Menghitung nB:

    \[ nB \leq \frac{(66 + 0.4)}{(12.2 + 0.4)} = 5.26 \quad \text{(dibulatkan ke bawah)} \quad nB = 5 \]

2. Menghitung jarak antar-bay s:

    \[ s = \frac{(66 - 5 \times 12.2)}{(5 - 1)} = 1.25 \, \text{m} \quad (1250 \, \text{mm}) \]

Dari hasil perhitungan tersebut, kita menemukan bahwa maximum jumlah bay yang dapat digunakan adalah 5, dan jarak antar-bay yang diperlukan adalah 1.25 m.

Salah satu cara yang efektif untuk merepresentasikan rencana stowage adalah dengan menggunakan spreadsheet Excel. Dalam spreadsheet ini, kita dapat mencatat nomor setiap bay, jumlah pipa yang dimuat di setiap bay, serta menghitung total berat pipa yang ada di setiap bay dan di seluruh kapal. Berikut adalah beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan saat membuat rencana stowage:

  • Penomoran Bay: Biasanya, bay diberi nomor mulai dari bagian depan. Bay paling depan adalah Bay No. 1, dan seterusnya.
  • Batas Muatan Dek: Dek kapal memiliki batas muatan yang harus dipatuhi. Dalam spreadsheet, kita juga harus memastikan bahwa beban pada setiap bay tidak melebihi batas ini.
  • Pembatasan tinggi tier untuk manual handling: Ada pembatasan tinggi untuk penanganan manual pipa. Umumnya, tinggi maksimal untuk tumpukan pipa pada dek adalah 2 m. Jika batas tinggi stacking lebih dari ini, maka tingkat maksimum yang diizinkan akan berdasarkan pembatasan 2 m.
  • Trim Aft: Dalam transportasi maritim, sedikit ‘trim’ ke arah belakang biasanya diinginkan ketika kapal sedang berlayar. Hal ini dapat dicapai dengan cara mengatur posisi pipa dan menambahkan lebih banyak pipa di sebelah belakang dibandingkan di depan.
  • Kapasitas Kapal: Total bobot pipa yang dimuat juga harus kurang dari kapasitas angkut maksimum kapal. Jika total bobot melebihi kapasitas, beberapa pipa harus dihapus dari muatan.
  • Beberapa Jenis Pipa: Jika ada dua atau lebih jenis pipa yang dimuat, pipa yang akan dibongkar terlebih dahulu harus dimuat di dek, sedangkan yang akan dibongkar kemudian dimuat di ruang kargo.

Dengan mempersiapkan mengikuti langkah-langkah di atas serta mempertimbangkan faktor-faktor yang dijelaskan, perusahaan dapat memastikan bahwa pipa dapat diangkut dengan aman dan efisien. Selain itu, penggunaan alat seperti spreadsheet akan membantu dalam perencanaan dan pelaksanaan yang lebih terstruktur. Ingatlah bahwa keselamatan dan kepatuhan terhadap regulasi adalah prioritas utama dalam setiap operasi transportasi maritim.

Poin Penting

  • Longitudinal vs Transverse Stacking
    • Pipa sebaiknya diatur sepanjang kapal (longitudinal) untuk stabilitas dan efisiensi ruang.
  • Jarak Antar-Bay
    • Jarak minimum (400 mm) diperlukan untuk operasi pengangkatan dan keselamatan.
  • Optimasi Ruang
    • Perhitungan matematis (seperti rumus di atas) membantu memaksimalkan jumlah pipa tanpa melanggar batas kapasitas dek.
  • Dokumentasi
    • Spreadsheet memudahkan pelacakan muatan dan perhitungan distribusi berat.

Ancaman Gaya Dinamis & Solusi Teknis

Gerakan KapalDampak pada PipaSolusi SeafasteningVerifikasi Kalkulasi
Roll (kanan kiri)Overturning (pipa terguling)Lashing rope melintang bayPipe overturning calculations
Pitch (depan belakang)Sliding antar-tierLongitudinal stopper / rubber anti-slipPipe sliding verification
Sway (geser)Tabrakan ke sisi kapalStanchion (I-beam vertikal)FE Analysis (bila perlu)
Heave (naik-turun)Crushing dunnageKayu dunnage tebal + distribusi bebanDunnage crushing verification

Detail Solusi Engineering

A. Mencegah Overturning (Roll)

  • Lashing Rope:

    • Material: Wire rope dengan soft-eye.
    • Konfigurasi: Melintang di atas tumpukan pipa, diikat ke pad-eye di dek.
    • Kalkulasi:

Flashing ≥ Moverturning / d

d = jarak vertikal dari dek ke titik ikat.

B. Mencegah Sliding (Pitch & Surge)

  • Longitudinal Stoppers:
    • Plat baja dilas di dek untuk menahan pipa tier terbawah.
  • Anti-Slip Mats:
    • Karet antara tier pipa (koefisien gesek >0.3).

C. Menahan Gaya Transversal (Sway)

  • Stanchion (I-beam):
    • Tinggi: Menyesuaikan tumpukan pipa.
    • Spasi: 2–3 m antar-stanchion.
    • Bahan: Mild steel grade A36.

D. Distribusi Beban Vertikal (Heave)

  • Dunnage Kayu:
    • Ketebalan: 100–150 mm.
    • Luas kontak:

Adunnage= (σizin kayu ≈ 5–10 MPa).


Komponen Lashing Plan

  1. Wire Rope (6×36 IWRC, diameter 20–30 mm).
  2. Pad-eye (D-rings): Dilas ke dek atau stanchion.
  3. Shackle (Grade 100, SWL ≥ 1.5× beban dinamis).
  4. Turnbuckle: Untuk mengencangkan wire rope.
  5. Wire Rope Clip: Pengikat ujung rope.
  6. Dunnage Kayu (Oak atau Pine, tebal ≥100 mm).
  7. Pelindung Pipa: Gunny sack/rubber hose di bawah rope.

Contoh Perhitungan

Salah satu kasus yang perlu dianalisis adalah potensi terjadinya overturning atau terbaliknya pipa selama proses pengangkatan. Artikel ini akan mengeksplorasi faktor-faktor yang terlibat dalam momen overturning pada pipa dengan massa tertentu, serta implikasi untuk keamanan operasi.


Pertama-tama, mari kita perhatikan data yang relevan. Misalkan massa satu tier pipa adalah 20 ton, dengan akselerasi transversal sebesar 0,4 g. Dalam hal ini, nilai g (percepatan gravitasi) diambil sebagai 9,81 m/s². Dengan ketinggian titik berat pipa yang berada pada 1,5 meter, kita dapat menghitung momen overturning yang dihasilkan oleh gaya-gaya yang bekerja pada pipa tersebut.

Rumus untuk menghitung momen overturning (M) adalah:

    \[ M = massa \times akselerasi \times ketinggian \]

Dengan menggunakan data yang diberikan, kita memperoleh:

    \[ M = 20 \, \text{ton} \times 0,4 \times 9,81 \, \text{m/s}² \times 1,5 \, \text{m} = 117,72 \, \text{kNm} \]

Hasil ini menunjukkan bahwa pipa tersebut memiliki potensi untuk terbalik jika gaya yang bekerja tidak dikontrol dengan baik. Selanjutnya, kita perlu memperhitungkan jarak antar pad-eye, yang dalam hal ini adalah 3 meter. Dengan demikian, gaya flashing yang diperlukan untuk menstabilkan pipa dapat dihitung menggunakan rumus:

    \[ Flashing = \frac{M}{jarak \, antar \, pad-eye} \]

Dari perhitungan tersebut, kita mendapatkan:

    \[ Flashing = \frac{117,72 \, \text{kNm}}{3 \, \text{m}} = 39,24 \, \text{kN} \approx 4 \, \text{ton} \]

Gaya flashing sebesar 39,24 kN ini menjadi penting dalam konteks keselamatan operasional. Gaya ini harus ditangani dengan benar agar pipa tidak mengalami overturning. Oleh karena itu, penggunaan wire rope yang sesuai menjadi krusial. Dalam analisis ini, kita memutuskan bahwa diameter wire rope minimal yang diperlukan adalah 22 mm, dengan Safe Working Load (SWL) yang harus melebihi 8 ton.

Keamanan dalam mengoperasikan pipa-pipa berat tidak hanya bergantung pada perhitungan matematis semata, tetapi juga pada pemilihan alat dan prosedur yang tepat. Memastikan bahwa semua parameter seperti momen overturning, gaya flashing, dan spesifikasi wire rope diperiksa secara teliti dapat berkontribusi pada keberhasilan proyek.

Dalam praktiknya, ketika menghadapi kasus pipe overturning, tentunya membutuhkan pendekatan multidisiplin dengan kolaborasi antara insinyur sipil, mekanikal, dan safety officer. Pengetahuan yang mendalam tentang fisika dan teknik pengangkatan sangat diperlukan supaya semua variabel dapat dikelola dengan tepat.

Sebagai kesimpulan, kasus pipe overturning memberikan gambaran yang jelas mengenai pentingnya perhitungan teknis dalam operasi pengangkatan. Dengan memahami momen overturning dan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat mengurangi risiko dan meningkatkan keselamatan dalam proyek-proyek yang melibatkan material berat. Penggunaan teknologi dan peralatan yang tepat, bersama dengan pelatihan yang adekuat bagi tenaga kerja, akan memastikan bahwa operasi penggabungan pipa dapat dilakukan dengan efisien dan aman.

About Post Author

Alvin Burhani

Simple, relax, easy going, maybe patient, quiet, sympathetic, maybe kind, always keep emotion hidden, and does not get upset easily. Easy to get along with, I'm a good lister, compassionate and concern, peaceful and agreeable, and normally I avoid conflicts.
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
100 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

About The Author

5 based on 1 reviews

Average Rating

5 Star
100%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

One thought on “Stowage Plan Pipa di Tongkang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *