Saat ini di Indonesia, industri transportasi menghadapi tantangan serius dalam mengangkut muatan cargo yang berukuran besar dan berat. Meskipun ada aturan stabilitas yang ketat untuk klasifikasi kapal dan pengangkatan menggunakan crane yang ditetapkan oleh organisasi internasional, sayangnya, tidak ada pedoman yang jelas tentang stabilitas saat mengangkut muatan over-dimensional cargo (ODC) menggunakan Hydraulic Platform Trailer (HPT). Di Indonesia istilah HPT lebih umum menggunakan istilah penggunaan sarana angkut berupa Multi-Axle Trailer. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan yang harus segera diatasi demi keselamatan dan efisiensi transportasi.
Saat merencanakan pengangkutan heavy cargo, pemilihan trailer yang sesuai adalah langkah pertama yang krusial. Dalam memilih trailer, sejumlah kriteria akan dipertimbangkan:
Jarak Pengangkutan | Apakah pengangkutan dilakukan dalam jarak pendek atau perjalanan jauh melalui jalan umum? |
Kondisi Jalan | Bagaimana kondisi jalan yang akan dilalui? Apakah jalan tersebut berupa tanah, aspal, atau memiliki belokan tajam? |
Beban Sumbu Akselerasi | Berapa banyak beban sumbu yang bisa diterima di jalan raya dan jembatan? |
Tinggi Pusat Gravitasi (CoG) | Seberapa tinggi CoG dari muatan di atas alasnya? |
Rintangan di Rute Transportasi | Apa saja rintangan yang mungkin ditemui selama perjalanan? |
Kemiringan dan Ruang Terbatas | Apakah terdapat kemiringan, belokan, atau area sempit di sepanjang rute? |
Beban Tanah Maksimum | Apa maksimal berat yang diperbolehkan di atas tanah? |
Dengan kriteria tersebut, pemilihan trailer dapat dimulai dengan membagi berat muatan dalam ton dengan 25 ton per garis sumbu untuk menentukan jumlah garis sumbu yang diperlukan. Ini penting karena satu garis sumbu terdiri dari dua poros dengan empat ban pada trailer HPT berukuran 3 m.
Studi Kasus: Mengangkut Kolom Besar
Sebagai contoh, mari kita lihat situasi di mana kita harus mengangkut kolom besar misalnya dengan berat 466-ton dengan diameter 7,5 m dan panjang 50 m. Jika kita membagi berat 466-ton dengan 25, kita mendapatkan angka 18,64. Angka ini kemudian dibulatkan menjadi 20 atau 24 garis sumbu. Namun, karena jarak antara dudukan 30 m, penggunaan trailer dengan 20 garis sumbu tidak memungkinkan, sehingga kita harus mempertimbangkan trailer dengan 24 garis sumbu.
Sayangnya, meskipun kita telah memilih trailer 24-garis sumbu, muatan tersebut tetap memiliki pusat gravitasi yang tinggi, yang menyebabkan stabilitas kritis. Stabilitas kritis ditandai dengan sudut tipping teoritis yang kurang dari 8°. Dalam hal ini, penting untuk memastikan bahwa perangkat suspensi yang digunakan mendukung stabilitas muatan selama transportasi.
Sistem Suspensi Trailer Hidraulik
Trailer hidraulik dirancang untuk menyebarkan beban secara merata di seluruh sumbu. Semua poros disuspensikan oleh silinder hidraulik yang terhubung melalui pipa dan katup hidraulik. Dengan membuka dan menutup katup yang tepat, poros dapat dikelompokkan dalam sistem suspensi tiga atau empat titik.
- Sistem Suspensi Tiga Titik (3-point suspension): Digunakan saat melewati permukaan jalan yang tidak rata. Sistem ini memungkinkan penyebaran beban tetapi menawarkan stabilitas yang lebih rendah.
- Sistem Suspensi Empat Titik (4-point suspension): Lebih stabil di permukaan yang rata, tetapi kurang efektif saat melewati medan yang tidak rata.
Ketika diameter beban lebih besar dari dua kali lebar trailer, kita harus berhati-hati terhadap potensi terbalik. Dalam praktiknya, jika trailer HPT berukuran 3 m berada di bawah beban dengan diameter 7,5 m, kita harus mengevaluasi sudut stabilitas dengan cermat, terutama ketika muatan tersebut adalah kolom besar yang memiliki momen lentur yang signifikan.
Kombinasi Trailer untuk Meningkatkan Stabilitas
Dalam kasus pengangkutan kolom seberat 466-ton ini, kombinasi trailer yang ideal adalah menggunakan dua trailer lebar ganda (masing-masing 2 x 6 garis sumbu) dan satu trailer 12 garis sumbu di bagian depan. Pemilihan kombinasi ini tidak hanya terkait dengan faktor teknis, tetapi juga pertimbangan ekonomi.
Keuntungan dari penggunaan satu trailer berukuran 3 m di depan dan trailer lebar ganda di belakang adalah:
- Efisiensi Transportasi: Trailer berukuran 3 m dapat diangkut tanpa melanggar batasan lebar jalan publik, sedangkan trailer lebar ganda tidak dapat.
- Penghematan Waktu: Menghindari waktu yang dibutuhkan untuk merakit dan membongkar trailer setelah pekerjaan selesai.
- Stabilitas Muatan: Kombinasi ini memberikan stabilitas yang lebih baik dan mengurangi risiko terbalik.
Kesimpulan
Stabilitas dalam pengangkutan muatan berat dan oversized cargo (ODC) merupakan isu yang sangat penting dan perlu diatur dengan baik. Meskipun ada beberapa inisiatif untuk menciptakan pedoman, kita harus terus mendorong industri untuk menyusun regulasi yang jelas dan tepat dalam hal ini. Hanya dengan pemahaman dan penerapan yang baik atas prinsip-prinsip dasar pemilihan trailer, sistem suspensi, dan kombinasi yang tepat, kita dapat memastikan keselamatan dan kehandalan selama proses transportasi.
Semoga tulisan ini bermanfaat!